Kata Umar Abdul Aziz - "Sungguh aku memiliki jiwa yang merindu. Jiwa yang merindui kepimpinan, maka aku mendapatkannya; merindui khalifah, maka aku meraihnya; dan sekarang jiwa itu merindui syurga."
terjadinya punca kelemahan diri apabila mengutamakan dunia atau tenggelam dalam aktivitas pencarian harta dan kenikmatan dunia. Dr. Mushtafa as-Siba’i pernah menuliskan dalam bukunya sesuatu yg patut kita renungkan : „Ada dua cinta yang tidak pernah bersamaan dalam satu waktu pada jiwa seseorang, yaitu cinta Allah & cinta maksiat ...".
Bagaimana seseorang bisa mencintai Allah, sedangkan perbuatan maksiatnya itu menjauhkannya dari Allah ? Atau bagaimana seseorang bisa melakukan maksiat, sedangkan ia sangat cinta kepada Allah ? Tepatlah apa yang dikatakan oleh Dr. Mushtafa bahwa kedua cinta ini tidak akan pernah tumbuh bersamaan.
Rasulullah saw. bersabda dalam riwayat lain,
عَنْ عَلِيِّى بْنِ أَبِى طَالِبٍ رَضِيَى اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنَ الْقُلُوْبِ قَلَّبَ إِلاَّ وَلَهُ سَحَابَةٌ كَسَحَابَةِ الْقَمَرِ، بَيْنَمَا الْقَمَرُ مضئى إِذْ عَلَتْهُ سَحَابَةٌ فَأَظْلَمَ، إِذْ تَجَلَّتْ عَنْهُ فَأَضَاءَ (البخارى ومسلم)
“Ali bin Abi Thalib r.a. menceritakan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tiada satu hati pun kecuali memiliki awan seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena hatinya ditutup oleh awan, ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkir, ia pun kembali bersinar.” (H.R.Bukhari dan Muslim)
berdiri diatas pelangi..mustahil..namun kuasa allah segalanya mungkin. berdirinya itu diibaratkan kemundulan diri ini berusaha untuk menjadi lebih baik dari semalam. iman mujtahid sudah mengkhabarkan..celakalah bagi orang yang lebih teruk dari semalam..
adoiiii..miss my mom :( .. rasanya kering airmata.. penyesalan tetapi tiada aura taubat. bagaimana mungkin terjadi demikian jika bukan hati masih beracun. ya rabb..kuatkan aku berdiri diatas pelangi ini :( 2 paper lagi...tapi.... lost.. kemana hilangnya penumpuan nih.. astagfirullah..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan